Jumat, 16 Oktober 2015

DI MANAKAH ALLAH?

DI MANAKAH ALLAH?

Pertanyaan tentang keberadaan dan di mana Allah sering kali mendapatkan jawaban yang tidak memuaskan. Padahal hal tersebut merupakan pertanyaan fitrah seluruh manusia, Allah Maha Tahu sehingga memberikan jawaban atas pertanyaan hamba-hamba-Nya melalui Rasulullah.

Firman Allah dalam Al Qur’an me-nunjukkan Allah berada “sangat dekat” sebagaimana surat Al Baqarah, 2 ayat 186, dan Al Qaaf, 50 ayat 16:

“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran”. (QS. Al Baqarah, 2: 186)

“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya dan Kami lebih dekat kepadanya dari pada urat lehernya”. (QS. Al Qaaf, 50: 16)

Ayat-ayat tersebut mengungkapkan keberadaan Allah sebagai “wujud” yang sangat dekat, dan kita diajak untuk memahami pernyataan tersebut secara utuh.

Al Qur’an mengungkapkan jawaban secara dimensional dan dilihat dari perspektif seluruh sisi pandangan manusia seutuhnya.

Sangat jelas bahwa Allah menyebut dirinya :-

“Aku” berada meliputi segala sesuatu di surat Al Fushshilaat, 41 ayat 54, yang dilanjutkan surat Al Baqarah, 2 ayat 115 “… di mana saja engkau menghadap, di situ wajah-Ku (wujud-Ku) berada!”.

“Ingatlah bahwa sesungguhnya mereka adalah dalam keragu-raguan tentang pertemuan dengan Tuhan mereka. Ingatlah bahwa sesungguhnya Dia Maha Meliputi segala sesuatu”. (QS. Al Fushshilaat, 41: 54)

“Dan kepunyaan Allah lah timur dan barat, maka kemana pun kamu menghadap di situlah wajah Allah. Sesungguhnya Allah Maha Luas lagi Maha Mengetahui”. (QS. Al Baqarah, 2: 115)

Allah tidak bisa ditasybihkan (diserupakan) dengan makhluk-Nya, sehingga masyarakat awam tidak boleh mentasybihkan wujud Allah dengan apa yang terlintas di dalam pikirannya ataupun perasaannya. Sehingga Allah sebagai wujud sejati ditafsirkan dengan sifat-sifat-Nya yang meliputi segala sesuatu.

Kalau Allah ditafsirkan dengan sifat-sifat-Nya yang meliputi segala sesuatu, akan timbul pertanyaan, kepada apa-Nya kita menyembah? Apakah kepada ilmu-Nya, kepada kekuasaan-Nya atau kepada wujud-Nya?

Apabila dijawab kepada kekuasaan-Nya atau kepada ilmu-Nya, maka bertentangan dengan firman Allah:

“Sesungguhnya Aku ini Allah, tidak ada Tuhan kecuali Aku, maka sembahlah Aku”. (QS. At Thoha, 20: 14)

Ayat tersebut menyebutkan kalimat “…sembahlah Aku”, yang menunjukkan bahwa manusia diperintahkan menghadapkan wajahnya kepada wajah zat yang maha mutlak. Kita akan bersimpuh di hadapan sosoknya yang sangat dekat, seperti tercantum dalam firman Allah:

“Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Tuhan yang men-ciptakan langit dan bumi dengan cenderung kepada agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan”. (QS. Al An’am, 6: 79)

Kenyataan bahwa Tuhan tidak bisa dikenal dan diketahui, berasal dari penegasan dasar tauhid laa ilaha illallah atau laisa ka mistlihi syai’un (tidak sama dengan sesuatu). Karena Tuhan secara mutlak dan tak terbatas benar-benar zat yang Maha Tinggi, sementara kosmos berikut segala isinya hanya secara relatif bersifat hakiki, maka realitas Ilahi berada jauh di luar pemahaman realitas makhluk, zat yang Maha Mutlak dan tidak bisa dijangkau oleh yang relatif.

Ungkapan tentang Tuhan, juga disebut sebagai dalil pertama yang menyinggung hubungan antara zat, sifat dan perbuatan (af’al) Allah. Diterangkan bahwa zat meliputi sifat, sifat menyertai nama, nama menandai af’al.

Hubungan-hubungan ini bisa diumpamakan seperti madu dengan rasa manisnya, pasti tidak dapat dipisahkan. Sifat menyertai nama, ibarat matahari dengan sinarnya, pasti tidak bisa dipisahkan. Nama menandai perbuatan, seumpama cermin, orang yang becermin dengan bayangannya, pasti segala tingkah laku yang becermin akan diikuti oleh bayangannya.

Sifat, nama dan af’al secara relatif bisa dirasakan dan difahami “maknanya”, akan tetapi ‘Zat” adalah realitas mutlak, dan untuk memahami-Nya secara hakiki harus mampu memfanakan diri yaitu memahami bahwa keberadaan makhluk adalah tiada.

Setelah mengetahui dan mengenal Allah secara ilmu, maka semakin mudah bagi kita untuk memulai berkomunikasi dan berjalan menuju kepada-Nya.

Subhanallah wa bi hamdi.

MENG ESAKAN AP’ALNYA

MENG ESAKAN AP’ALNYA
Ilmunya= Syariat
DALIL= LA AF’ ALUN BI HQQI ILLALLAH=tiada yang punya ap‘al-/ Melainkan Allah. Ket. Wala tataharraka illa bi iznillah ,zikirtnya:zikir=lisanPujinya :puji Muhaddas Bagi muhaddas Atau puji hamba. Allah. Kesuciannya. Mandi junub.akan lenyap Kepada.istinja. istinja akan lenyap kepada Wudhu. Jai Saling keterkaitan sama Saling menyempurnaakan.
yangber nama allah itu; Ada zat ,ada sipat ,ada Asma, Ada Ap’al ada Rahasia danAda Rasa.Itulah yang bernama allah
I sedangkan Allah Itu  PujipujianYang bisa  di seluruh AlamDenganPengelan Mahluk allah dahulu , akan otomatis bisa Mengenal Allah . Namanya :Jalan Pemulangan asal Usul. Tapakkaru pi Halki llah: tapakurlah tentang Mahluk allah.Wala Tapakkaru pi Zati llah: dan jangan kau pikirkan dulu Zat Allah.Karena nyatanya Kudrat Irad Allah Ta’ ala itu Sadnyat nyata Pada Mahluk,/Hambanya. Ini Didapatnya di Pengalaman rohani.5.Tauhidus zauk= Mengesakan akan Rasa:La zaukun illallah:tiada yg Merasa hanya allah. Walam yazauk walam yardi walam yarpaillah. Barangsipa Siapa mengenal pasti merasa. 6.Tauhidus syir =Meng esakan akan Rahasia Allah, Rahasianya =Ismu ZAT.Ket.Hadirnya rasa.di dalam rasa,dan Hadirnya suhud di dalam rasa. Martabat iniBisa didapat, pada Waktu slalat , Musahadah .Murakabah ,Tapakur,didalam halwat, atau suluk , saat membaca alqur’an dan padawaktu membaca Shalawat Nabi.namanya: zatbah Rasulullah. Akan Naik ke zatbah Ilahiyah/rububiyah. Disebut makom pana naik,panapillah naik kemakom baqa dan baqa billah..apabila sampaike Martabat ini. Dinamai makom= Iza arada syaian ayyakulalahu kun payakun.atau Wama yasahum indarobbim.!! Makom ini kecuali ada ijin Allah, illab iznillah. Kalau masi h ada saja beras. Dan ada uaang dikantung.jangan jangan coba2 Takut Akan istidrat lanjuran allah.jadi !! Rabbakumul a’la .akan menyeruapi Fir’aun. Tetaplah pada pondasi asal Walan a’ maluna Walakum a’ malum. Karena kita semua, Lahaula wala kuata illa billah hil alihil adziim.wallahu a’lam.

BINASANYA SYAHADAT / BATHALNYA SYAHADAD

. BINASANYA SYAHADAT / BATHALNYA SYAHADAD
1. Menyangkal di ciptakan Allah/putus asa
2. menyekutukan Allah
3. Murtad /pindah agama kemudian kembalilagi.
4. Meng ulang ulangi berbuat dosa besar+ besar/ durhaka kpd ibu bapak.

4. PENYAKSIAN SYAHADAD
DALIL ALAS TUBI RABBIKUM QALU BALA ANNAHU LA ILA HAILLALLAH MUHAMMADURRASULULLAH. KETERANG; ASYHADU ALLA ILAHA ILALLAH = PENYARAHAN JASAT MUHDDAS ATAU ZAHIR HANYA MILIK ALLAH, SAKSINYA NYAWA#WA ASYHADU ANNA MUHAMMADARRASULULLAH= Penyerahan Nyawa SYAKSINYA= TUBUH, NYAWA, ALLAH TA ALA. Sayhdan. HU= PENGAKUAN ALLAH TAALA = BAHWA TUBUH DAN NYAWA MU HAQ KU . QUL SUBHANA RABBY.
Untuk menyelusuri ke martabat yang lebih baik Ihtisal ,ilmu wal amaliah itu ihtisal kepada Rasulullah. Murid sanat dari gurunya Guru sanat dari gurunya sampai kepada sahabat sampai kepada rasulullah sampai kepada Allah swt Tanyakanlah kpd guru yang murabbi mursid.Wallahualam. Lahaulawalakuata illa billahil ali hil azim.
YANG HARUS RUTIN HARI HARI.KESUCIAN KUNCI UTAMA
1. MANDI JUBUB ZAHIR BATIN sesuai cara dan niat
2. ISTNJAZAHIR BATHIN sesuai cara,dan niat
3. WUDHU ZAHIR BAHTIN sesuai cara dan niat
4. SYAHADAT ZAHIR BATHIN sesuai dgn 4 tauhid ke esaan.+ rasa & syirYang bikin Gara2
4 kesempurnaan di atas lenyap di istinja lenyap di,wudhu ,lenyap di rukun 13 lenyap di sifat 20 lenyap disyahadat lenyap di Ma rifat lenyap di tahbiratul ihram lenyap di . Mabrur Lenyap di.KET= Kalau 1 s/d 4 sempurna=Hlilang lenyap di dlm kubur kembalikepada Allah
• Mandi junub tdk sempuna putih kuning di dlm kubur utuh.
• Istinja tidak sempurna lamak mungkal di dalam kubur Utuh
• Wudhu tidak sempurna kurus kering di dalam kuburUtuh.
• Syahadat tidak sempurna Hancur lebur bercerai berai di dalam kubur.
INI Tadi cuma salah 1 Tdk sempurna.

kurindu surgamu

istighfar adalah salasatu cara umat muslim untuk mendekatkan diri kepada allah subhanahu'wata'allah
 kita sebagai manusia yang beriman pasti akan rindu akan surganya allah yang telah allah janjikan
فِيهِنَّ خَيْرَاتٌ حِسَانٌ (٧٠) “
Di
dalam surga itu ada bidadari-bidadari yang baik-baik lagi cantik-cantik.” (QS. Ar-Rahman: 70)
إِنَّا أَنْشَأْنَاهُنَّ إِنْشَاءً (٣٥)فَجَعَلْنَاهُنَّ أَبْكَارًا (٣٦)عُرُبًا أَتْرَابًا (٣٧) “Sesungguhnya kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari) dengan langsung.[1] Dan kami jadikan mereka gadis-gadis perawan. Penuh cinta lagi sebaya umurnya.” (QS. Al-Waqi’ah: 35-37) Ibnu Abid Dunya meriwayatkan dari Abul Hawari, dia berkata: Bidadari itu diciptakan langsung (kun fayakun). Apabila telah sempurna peciptaan mereka maka dipasanglah kemah-kemah atas mereka. Oleh karena itu Ibnul Qayyim berkata bahwa kemah-kemah ini bukanlah ghuraf (kamar-kamar) atau qushur (istana-istana), melainkan ia adalah tenda di taman-taman dan di atas sungai-sungai.

istighfar adalah salasatu cara kita untuk menjadi lebih sabar 
Hadits Mu’adz ibn Anas Rodiallohu ‘anhu
 “Barangsiapa mampu menahan amarah padahal ia mampu untuk melampiaskannya, maka Allah memanggilnya di hadapan para makhluk hingga Dia memberikan hak untuk memilih yang ia suka dari bidadari.” (HR. Abu Daud, Tirmidzi, Ibnu Majah, hadits hasan. Lihat Shahih al-Jami’: 6518
sabar memang sangat muda kita ucapkan. tapi sangat sulit kita lakukan  kesaran itu perlu memohon ampunannya yaitu kita beristighfar kepada allah memohon ampunannya 
istighfar itu terjadi tiga bagian kalau orang orang alim yang melakukannya conto: secara bhs indo
1 mohon ampunan tubu kita kepada allah
2 mohon ampunan hati kita kepada allah
3 mohon ampun nyawa kita kepada allah
sedangkan umum atau syari.at cukup dengan kita ucapkan.
 astaghfir  rullah haladzim alladzi la'illaha illullah hualhayum kaiyum watubu ilaik,,,,
 sedangkan istighfar diatas orang alim dibikin menjadi tiga bagian.....!!!